VIVAnews – Protes terhadap sikap Facebook yang mengabaikan perlindungan atas hak kerahasiaan pribadi penggunanya, semakin marak.
Seperti
dikutip dari situs BBC, para senator di Amerika Serikat mengeluarkan
seruan publik kepada Facebook untuk memikirkan ulang kebijakan
perlindungan privasi para pengguna Facebook.
American Civil
Liberties Union (ACLU) bahkan mengeluarkan petisi yang ditujukan kepada
pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. ACLU meminta Zuckerberg untuk
menyediakan cara untuk mengontrol semua informasi yang di-share
pengguna melalui Facebook.
Badan resmi yang mengurusi proteksi
data konsumen juga menyebut perubahan kebijakan privasi Facebook
sebagai langkah yang tidak bisa diterima.
Sorotan tajam tengah
dialamatkan kepada Facebook karena jejaring sosial terpopuler itu tak
memberlakukan opsi privasi Opt in. Dengan demikian secara standar
default, informasi pengguna seperti postingan, foto, serta data-data
profilnya akan bisa dilihat secara publik.
Beberapa waktu
lalu, fitur baru yang diluncurkan Facebook, Instant Personalization,
juga memicu terungkapnya data-data pribadi para penggunanya. Data-data
pribadi seperti email pengguna Facebook bisa dijebol dengan metode
cross site scripting melalui lubang yang dijumpai dari situs Yelp.
Selain
itu percakapan pribadi para Facebooker yang menggunakan chatting box di
Facebook juga sempat bocor dan dapat diintip oleh para pengguna lain.
Ini
memicu para pengguna Facebook melakukan protes. Charlotte Crockett,
pemuda 29 tahun asal Belanda, adalah salah satu dari lebih dari 100
ribu pendukung grup yang menamakan diri "Facebook, Respect My Privacy!"
yang dibuat oleh organisasi MoveOn.org. Grup ini mendesak Facebook
untuk juga melakukan perubahan pada kebijakan privasi.
"Saya
sangat prihatin terhadap orang-orang yang tidak mengerti bagaimana
sebaiknya mereka membatasi informasi yang mereka share di facebook.
Rekan-rekan seusia saya saja masih banyak yang belum mengerti, bahkan
contohnya orang tua saya," kata Crockett kepada abcnews.
Untuk
memancing kesadaran para Facebooker lain agar lebih perhatian dengan
hak kerahasiaan data pribadi mereka, sebagian pengguna Facebook juga
membuat sebuah situs parodi bernama Youropenbook.
Di situs
itu, ditampilkan postingan-postingan lucu dan memalukan dari pengguna
Facebook, yang mereka siarkan secara tak sadar karena mereka tidak
melakukan penyetelan privasi secara benar.
Misalnya saja
postingan seorang karyawan yang mengaku bolos dari kerjaan mereka, atau
status yang memuat pengakuan tentang seorang karyawan yang mengerjai
atasannya, dan lain-lain.
Bahkan perlawanan para pengguna
Facebook berekskalasi pada rencana untuk memboikot Facebook. Para
pengguna Facebook mendirikan gerakan Facebookprotest.com, berencana
untuk memboikot Facebook pada 6 Juni 2010 mendatang.
Pada hari
itu, para pendukung gerakan ini meminta kepada para pengguna Facebook
untuk tidak sign-in ke Facebook sepanjang hari itu, untuk mendukung
gerakan mereka.
Ketidak-sensitifan Facebook menanggapi
keresahan para pengguna Facebook akhir-akhir ini memang memicu
gelombang gerakan antipati terhadap situs jejaring sosial itu.
Bila
seseorang mengetikkan kata-kata "How to quit..." di kolom pencarian
Google, secara otomatis mesin pencari akan meneruskan rangkaian kata
tersebut menjadi kalimat "how to quit Facebook" di barisan teratas.
Hal
itu disebabkan banyaknya pencarian di internet tentang cara untuk
berhenti menggunakan Facebook. Di bawahnya, baru hasil pencarian lain
mengikuti, seperti cara menghentikan kebiasaan merokok, cara berhenti
dari pekerjaan, dan cara berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
Belakangan
beberapa Facebooker berpengaruh seperti Peter Rojas, Matt Cutts, Leo
Laporte, Cory Doctorow juga memilih menutup akun mereka di laman
jejaring sosial itu.
Apa blog ini bermanfaat?
Protes Berlanjut Pada Ajakan Boikot Facebook
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment